Pada hari Kamis tanggal 11 Januari 2024 pukul di Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, telah dilakukan kegiatan ekshumasi yang dipimpin oleh dr. Dewanto Yusuf P, M.Sc., Sp.FM dan diikuti oleh staf, teknisi RS Bhayangkara POLDA DIY,mahasiswa PPDS IK Forensik dan Medikolegal, serta dokter muda FKKMK UGM. Ekshumasi sendiri merupakan penggalian kubur dari jenazah dan dilanjutkan dengan otopsi forensik sesuai prosedur yang berlaku. Kegiatan ini diawali dengan doa, dilanjutkan dengan mengidentifikasi makam-makam di sekitar makam jenazah, menggali makam jenazah, dan mengeluarkan jenazah dari kuburnya. Selain itu, dilakukan juga pengambilan sampel tanah dan tubuh jenazah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.  Setelah pemeriksaan, jenazah kembali dimandikan, dikafankan, dandimakamkan. Pemeriksaan ditutup dengan doa.

Tujuan ekshumasi dari aspek hukum dan penyidikan adalah identifikasi personal jenazah dan pencarian penyebab kematian dari jenazah tersebut. Secara aspek sosial, kegiatan ini juga akan mempererat kemitraan FKKMK UGM dan RS Bhayangkara serta meningkatkan kompetensi PPDS dan dokter muda yang kami bimbing.

Masalah bullying/perundungan yang dialami anak-anak remaja merupakan permasalahan yang sangat serius dan dapat menjadi ancaman bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Mayoritas tindakan perundungan disebabkan karena kurangnya informasi kepada para remaja, orangtua, dan/atau guru di sekolah. Kejadian perundungan di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pelajar termasuk mengkhawatirkan, terlebih beberapa kasus tidak terlaporkan dan tidak tertangani. Oleh sebab itu, FKKMK UGM merasa perlu melakukan penyuluhan kepada remaja karang taruna sehingga remaja karang taruna memiliki pengetahuan untuk deteksi dini, mencegah dan tata cara pelaporan kasus bullying yang aman. Dalam hal ini, Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal menjadi perwakilan FKKMK UGM karena menjadi salah satu departemen yang fokus pada penanganan bullying di rumah sakit maupun di ranah penyidikan.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja karang taruna terhadap kasus bullying, cara mencegah dan tata cara pelaporannya. Selain itu, dalam jangka waktu yang panjang kami mengharapkan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat terutama kalangan remaja yang rawan menjadi korban bullying dengan deteksi, pencegahan  dan penanganan dini dan mencegah kasus bullying di masyarakat.

Sasaran kegiatan ini adalah remaja karang taruna desa Argomulyo, Kapanewon Cangkringan Sleman, DIY. Penduduk di sini merupakan populasi rentan dan menjadi salah satu desa binaan FKKMK UGM yang perlu mendapat perhatian secara khusus.

Luaran yang diharapkan dari pertemuan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kemampuan remaja karang taruna mendeteksi dan mengelola  bullying di wilayahnya, adanya satuan atau komunitas yang peduli pada kasus bullying serta adanya alur pelayanan korban bullying. Acara diikuti sebagian besar pengurus dan anggota karangtaruna di desa setempat. Materi yang disampaikan adalah terkait pengertian, aspek hukum, dan alur penanganan dari bullying terutama di Yogyakarta. Kegiatan berjalan lancer serta sangat interaktif dengan adanya diskusi.

 

Inovasi dalam hal pendidikan terus dilakukan oleh Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Salahsatu inovasi tersebut dilakukan untuk diterapkan pada pendidikan mahasiswa S1 berupa blok elektif. Pada 17 November 2023, Departemen menyelenggarakan field visit ke Brimob Gondowulung Yogyakarta yang merupakan  rangkaian blok elektif : “Forensic Examination of Gunshot Wound” untuk mahasiswa S1. Agenda ini bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mahasiswa berkesempatan berdiskusi dengan praktisi senjata api Brimob Polda DIY sekaligus melihat dan mempraktekkan cara menembak yang baik dan benar. Dalam kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat membedakan berbagai klasifikasi dan pola luka tembak pada jaringan lunak dengan dibantu manekin ayam potong. Salah satu kompetensi dokter menurut SKDI adalah mengklasifikasi jenis perlukaan pada pasien, salah satunya luka tembak.

Peran dokter dalam memeriksa luka tembak sangat penting untuk penyidikan suatu kasus, seperti jenis senjata apa, berapa jaraknya, bagaimana posisi pelaku dan korban, dan lain sebagainya. Tujuan modul ini adalah untuk menunjang mahasiswa dalam kompetensi pemeriksaan luka tembak dan pelaporan visum et repertum. Kegiatan modul ini berisi perkuliahan, tutorial, kerja praktek, membaca jurnal, dan kunjungan lapangan.

 

 

Dalam rangka HUT IDI ke-73, IDI Sleman memberikan Award kepada dr. IBGD Surya Putra Pidada, Sp.FM(K),M.H sebagai multitalenta dalam advokasi bantuan etik dan hukum yang dihadapi oleh dokter di DIY.

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal sudah menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Bhayangkara terkait pelayanan, pendidikan , penelitian, dan pengabdian. Kegiatan pelayanan seperti mengirim mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ke RS Bhayangkara. Kerjasama ini ke depan akan lebih dioptimalkan pelaksanaannya , terutama di bidang penelitian dan pengabdian juga.

Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah menjadi pembicara bersama dalam talkshow untuk edukasi kepada masyarakat. Acara ini diselenggarakan dengan latar belakang masih banyak masyarakat di Indonesia terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta yang belum mengerti tentang peran dokter spesialis forensik. Dokter yang bergelar Sp.FM (Spesialis Forensik dan Medikolegal) banyak menangani kasus kriminalitas yang terjadi di masyarakat. POLDA DIY dengan Radio Sonora FM Yogyakarta mengadakan talkshow berjudul “Mengenal Lebih Dekat Kedokteran Forensik dalam Kepolisian” yang berlangsung pada hari Rabu 18 Oktober 2023. Talkshow berlangsung menarik dengan narasumber dr.Ida Bagus Gde Surya Putra Pidada, Sp.FM (K) yang merupakan Kepala Departemen IK Forensik dan Medikolegal FKKMK UGM sekaligus dokter forensik di RSUP Dr.Sardjito serta dr.Dhiwangkoro Aji Kadarmo,Sp.FM,DFM sebagai dokter forensik dari RS Bhayangkara POLDA DIY.

.  

 

Inovasi kedokteran di Indonesia semakin maju dalam beberapa tahun terakhir. Inovasi ini dapat berupa model pembelajaran dalam media ajar, pengembangan instrumentasi medis, dan manikin. Pengembangan instrumentasi medis diperlukan dalam bidang kedokteran untuk proses monitoring pasien, diagnosa,dan penanganan penyakit.

Health Research Innovation Expo (HRIE) merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan LERES Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada. HRIE menampilkan hilirisasi karya inovasi kesehatan dari internal maupun eksternal FKKMK UGM. HRIE 2023 diselenggarakan pada hari Kamis – Jum’at, 21-22 September 2023 di Grha Sabha Pramana Lt. 1 UGM.

Indra Tri Mahayana, Ph.D., Sp. M, ketua HRIE selaku ketua HRIE 2023, menyampaikan Health Research & Innovation Expo merupakan salah satu kegiatan di bawah LERES FKKMK UGM. Kegiatan ini digelar dengan tujuan mengumpulkan ide penelitian dan inovasi terkait produk kedokteran di lingkungan akademik FK-KMK UGM baik bagi dosen, peneliti, ataupun mahasiswa, menyediakan database peneliti serta produk-produk inovasi yang dikembangkan, serta menginisiasi hilirisasi produk-produk terkait manikin, media ajar, serta piranti dan instrumentasi medis.

Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal sebagai bagian dari FKKMK UGM dan penerima Hibah TI 2023 menampilkan 2 karya inovatif berupa aplikasi android untuk pengenalan luka dan aplikasi Forensic-Verse untuk simulasi otopsi forensik. Antusiasme pengunjung tampak dari ramainya pengunjung dan antrian untuk mencoba aplikasi yang dikembangkan oleh departemen.

HRIE tahun ini mengambil tema“Hilirisasi dan Komersialisasi Kesehatan” dan menghadirkan beberapa akademisi inovatif seperti dr.Yudha Mathan Sakti, Sp.OT (K), dr.Rachmadya Nur Hidayah, M.Sc., Ph.D, Prof. Dr. Dra. Sunarti, M.Kes, Prof. Dr.med. dr. Retno Danarti Sp.KK(K), FINSDV, FAADV. Acara hari ke-2 tak kalah menarik dengan hadirnya Bapak I Made Andi Arsana, ST, ME, Ph.D dan influencer bidang kedokteran dan kesehatan seperti dr.Muslim Kasim, M. Sc,.Sp.THT-K, dr. Asa Ibrahim Zainal Asikin, Sp.OT, dr. Tirta Mandira Hudhi dan dr. Santi Yuliani, M.Sc.,Sp.KJ.

 

 

Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) sudah merupakan agenda tetap bagi para ahli Indonesia
yang terhimpun ke dalam Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI).
Forum ini merupakan ajang tanggungjawab professional dalam rangka meningkatkan kapasitas
keilmuan serta responnya terhadap berbagai tantangan yang dihadapi saat ini dan masa datang.

Pada tahun 2022 ini, PIT di tetapkan untuk dilaksanakan di Semarang dengan mengambil tema “Standarisasi Pendidikan dan Layanan Kedokteran Forensik Menghadapi Era Society 5.0”. Agenda 3 tahunan ini memutuskan beberapa hal. Satu keputusan penting adalah perubahan nama Perhimpunan dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) menjadi  Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI). Keputusan lainnya adalah memilih Prof. Dr. dr. Dedi Afandi, Sp.F.M Subsp.E.M(K), MM, MARS sebagai Ketua PDFMI periode 2022-2025 dan Dr dr Yoni F. Syukriani, SpFM(K), DFM sebagai ketua Kolegium Periode 2022-2025. Dengan pengalaman beliau berdua, diharapkan kedepan membawa perubahan besar dalam dunia kedokteran forensik. Tokoh populer di dunia forensik terpilih, dipercaya memimpin dokter-dokter forensik seluruh Indonesia, yang terhimpun di dalam Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia (PDFMI).

Menurut Ketua PDFMI periode 2019-2022 Dr.dr Ade Firmansyah Sugiharto,Sp. FM (K), mengungkapkan beberapa fakta di dunia kedokteran forensik, bahwa di Indonesia hingga saat ini telah terjadi kesenjangan di kedokteran forensik, mulai dari SDM hingga sarana dan prasarana penunjangnya. Padahal, kedokteran forensik ini memiliki peran penting khususnya dalam upaya penegakan hukum. Tidak jarang dokter forensik terlibat aktif dalam pengungkapan sebuah kasus, mulai dari TKP hingga ke pengadilan sebagai saksi ahli. Artinya, kedokteran forensik memiliki peran membantu masyarakat mendapatkan kepastian hukum, dari mulai yang hidup hingga yang mati,” ungkap Ketua PDFMI dua periode ini.

Hingga saat ini, di seluruh Indonesia baru ada 283 dokter forensik, namun tidak merata, artinya tidak semua daerah memiliki dokter forensik. Bahkan ada beberapa provinsi yang sama sekali tidak memiliki dokter forensik. Harapannya ke depan, setidaknya ada 1 dokter forensik di setiap Kabupaten/Kota beserta sarana penunjangnya, meskipun idealnya ada 4 dokter dalam setiap kegiatan otopsi. Akan tetapi kami tidak bisa berharap banyak, maka dari itu jika ada 1 dokter disetiap daerah, itu sudah sangat baik sekali. Dalam hal ini, dukungan dari pemerintah sangat diperlukan.

Tugas seorang dokter forensik tidak hanya terbatas melakukan otopsi saja.  Ada hal lain seperti melakukan visum kepada korban-korban penganiayaan, KDRT, pelecehan seksual dan lainnya. Sehingga sekali lagi, peran kedokteran forensik dalam upaya penegakan hukum amatlah penting.

Oleh sebab itu, dengan tema “Standarisasi Pendidikan dan Layanan Kedokteran Forensik Menghadapi Era Society 5.0”, menjadi harapan bersama semua dokter-dokter Forensik, bahwa semua pelayanan dan layanan yang diberikan kepada masyarakat oleh dokter forensik, memiliki standar yang sama di semua daerah. Terlebih, kedokteran forensik juga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan jaman di era Society 5.0.

Hari Patologi merupakan event internasional yang diperingati tiap awal November. Perayaan Hari Patologi Nasional di Indonesia diselenggarakan oleh 3 Perhimpunan Dokter Spesialis di bawah Organisasi Profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yaitu Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomi Indonesia (IAPI), dan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

Berbagai kegiatan seperti zumba, sepedaan, pemeriksaan kesehatan gratis, serta games dengan berbagai hadiah menarik turut memeriahkan kegiatan pada Ahad 13 November 2022.

Peringatan International Pathology Day (IPD) 2022 di Yogyakarta berlangsung meriah dan sangat seru dengan diikuti puluhan peserta dari dokter hingga masyarakat umum di RS DKT Yogyakarta. IPD 2022 digelar oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS-PatKLIn), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).

Acara ini diselenggarakan agar masyarakat lebih mengenal tentang pelayanan patologi di Indonesia. Jumlah dokter ahli pada ketiga bidang tersebut di Indonesia termasuk sedikit walaupun fungsinya cukup penting. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah mengenalkan peran pathologist seperti dokter spesialis patologi klinik (Sp.PK), dokter patologi anatomi (Sp.PA), serta dokter spesialis forensik dan medikolegal (Sp.FM) kepada masyarakat. Tiga spesialis ini merupakan pelayanan medis yang sangat erat sekali untuk tindakan atau diagnosa pasien. Bidang Spesialis Forensik dan Medikolegal berperan dalam menyelidiki kematian dan kondisi kesakitan pada manusia yang terkait dengan bidang hukum. Spesialis Patologi Klinik untuk mengetahui kelainan pada cairan tubuh seorang pasien. Spesialis Patologi Anatomi banyak melayani pasien dengan kondisi neoplasma (tumor jinak maupun ganas).

Perubahan global dalam dunia pendidikan menjadikan kompetensi sebagai acuan utama untuk tercapainya luaran peserta didik yang berkualitas. Dengan berlakunya sistem ini, maka standar kompetensi bagi  tiap jenjang pendidikan harus ditata lebih sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

Ilmu kedokteran forensik juga tidak terlepas dari perubahan tersebut. Paradigma ilmu yang digunakan dalam ilmu kedokteran forensik di masa lalu pada umumnya masih mengikuti paradigma ilmu kedokteran yang cenderung bersifat “empiris” dan “deskriptif”. Hal ini menjadikan keterbatasan tertentu dalam pengembangan dan penerapan ilmu kedokteran dalam bidang hukum yang lebih bersifat “normatif” dan “preskriptif”, terutama di bidang tingkat kepastian pernyataannya.

Kecukupan dokter spesialis forensik (Sp.FM) yang  ada  di Indonesia masih  sangat jauh dari ideal. Jumlah dokter spesialis forensik untuk seluruh Indonesia diperkirakan baru mencapai kurang lebih 200 orang, dan ini pun masih terkonsentrasi di daerah tertentu yang memiliki sentra pendidikan dokter. Munculnya fakultas kedokteran baru dalam beberapa tahun terakhir juga meningkatkan kebutuhan staf pengajar bidang kedokteran forensik. Lulusan program pendidikan spesialis (PPDS) Forensik dan Medikolegal diharapkan mengajar dalam mata kuliah maupun rotasi klinik stase kedokteran forensik. Alasan tersebut menjadikan ,PPDS Ilmu Kedokteran Forensik sebagai suatu program pendidikan yang harus tetap eksis dan ditingkatkan dari segi kuantitas dan kualitas agar lebih baik, lebih efisien. PPDS di masa depan juga perlu dikembangkan lagi dalam strata spesialis konsultan (Sp-2).

Agenda redesign kurikulum pendidikan PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal ingin menjadikan pendidikan dokter spesialis yang lebih kekinian berbasis standar kompetensi yang sudah ditentukan oleh Kolegium Kedokteran Forensik dan Medikolegal dan disahkan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Acara yang dikoordinasi oleh kepala program studi (KPS) PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D, alumni yang diwakili oleh dr.Novianto Adi Nugroho,S.H, M.Sc, Sp.FM, beserta seluruh staf dan mahasiswa PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.

 

 

Health Researh & Innovation Expo (HRIE) merupakan suatu event yang bertujuan mengumpulkan ide-ide terkait penelitian dan inovasi tentang produk-produk kedokteran di lingkungan sivitas akademika FKKMK UGM dan sivitas hospitalia. Disamping itu, HRIE 2022 menjadi forum yang mempertemukan komponen-komponen dalam penelitian berbasis pengembangan dan penerapan produk inovasi sekaligus menyediakan database penelitian beserta produk-produk inovasi yang dikembangkan.

Dalam HRIE diharapkan mampu menginisiasi hilirisasi produk-produk terkait misalnya bahan ajar, manikin media ajar dan instrumentasi medis dan mempertemukan antara inventor dan investor. Inovasi bidang kedokteran tidak terlepas dari pembelajaran dalam media ajar, pengembangan instrumentasi medis dan manikin. Instrumentasi medis bisa memiliki peluang menjadi industri yang menjanjikan apabila bisa diproduksi dan dipasarkan dengan baik.

HRIE diikuti total 35 stand yang terdiri dari berbagai departemen di FKKMK UGM dan sponsor yang mendukung acara ini. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal turut serta memeriahkan acara ini dengan menampilkan aplikasi Virtual Reality (VR) “Forensic-Verse”.