Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal UGM memiliki beban studi sebanyak 82 SKS secara akademik, profesi, dan tugas jaga yang dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam 7 semester.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran, prosedur pendaftaran, serta biaya pendidikan, silakan lihat di website pada bagian Informasi:
Visi
Menjadi Program Studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal berstandar internasional yang inovatif dan unggul, serta senantiasa mengabdi pada kepentingan bangsa dan kemanusiaan.
Misi
Menyelenggarakan program studi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian, dan pelayanan yang unggul berlandaskan kearifan lokal, etika, profesionalisme, dan keilmuan berbasis bukti.
Pembelajaran dilakukan selama setidaknya 7 semester (terdiri dari 14 minggu dengan 12 minggu proses pembelajaran dan 2 minggu evaluasi) lewat kuliah/tutorial, praktikum, kegiatan ilmiah (journal reading/presentasi ilmiah), penelitian tesis, stase profesi terintegrasi, serta tugas jaga secara observasi maupun langsung.
Topik yang diajarkan meliputi namun tidak terbatas pada: teori kedokteran dasar, pemeriksaan korban, identifikasi forensik dan bencana masal, traumatologi, forensik klinik, patologi forensik, pemeriksaan odontologis, toksikologi forensik, DNA forensik, dermatoglifi, serta penerapan TKP & ekshumasi.
Forensik FK-KMK UGM juga memiliki keunggulan dalam menyelenggarakan materi kuliah Antropologi Forensik yang terintegrasi dengan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang antropologi.
Fasilitas pembelajaran meliputi bahan pustaka secara cetak maupun elektronik, unit rawat jalan forensik klinik, ruang otopsi beserta perlengkapannya, laboratorium forensik, serta laboratorium antropologi. Wahana praktik tersedia di RSUP Dr. Sardjito dan RS Bhayangkara Polda DIY.
Jumlah pasien klinik inap yang ditangani rata-rata per tahun sebesar 382, sedangkan kasus patologi forensik ditangani rata-rata 140 kasus per tahun dengan variasi kasus yang cukup.
