Departemen Forensik FK-KMK UGM berencana untuk membuka program studi subspesialis selama 4 semester dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pada tanggal 11-12 November 2024, seluruh staf dan tenaga kependidikan departemen melakukan workshop penyusunan kurikulum bagi 4 divisi subspesialis yang tersedia: forensik klinik, medikoetikolegal, patologi forensik, dan serobiomolekuler. Draf kurikulum tersebut kemudian akan diajukan ke senat yang akan diproses untuk persetujuan akhir. Harapannya, program studi subspesialis forensik ini dapat terealisasi pada tahun 2025 mendatang.

 

Perhimpunan Dokter Forensik dan Medikolegal Indonesia Cabang Yogyakarta mengadakan seminar secara daring dengan judul “Decomposition from Deceased Body: How is it going and how determining its time of death?” pada hari Sabtu, 9 November 2024 pukul 09.00-12.00 WIB dengan total peserta 95 orang yang meliputi dokter umum, dokter spesialis forensik, dokter gigi odontologi forensik, dan perawat terampil. Tujuan utama acara ini adalah untuk memahami proses dekomposisi (pembusukan) pada jenazah dan bagaimana penentuan perkiraan waktu kematiannya. Acara ini dibawakan oleh dr. Niufti Ayu Dewi Mahila, M.Sc., Sp.F.M. C.Med. sebagai moderator, dengan 2 materi utama yang disertai diskusi, pretest, dan posttest berupa:

  1. “Decomposition from Deceased Person” oleh dr. IBG Surya Putra Pidada, Sp.FM (K), M.H
  2. “Forensic Entomology” oleh dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.FM

Semoga acara ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan seputar ilmu forensik dasar bagi para tenaga medis dan kesehatan.

Tim Rotasi Klinik FK-KMK melakukan visitasi ke RS Bhayangkara (RSB) Polda DIY pada tanggal 15 Maret 2024 dini dan diterima oleh Karumkit drg. Suseno Wibowo, Wakarumkit dr. Iip Wibawa Putra, Kepala Instalasi Forensik dr. Dhiwangkoro Aji Kadarmo, SpF,M., serta seluruh tim RS Bhayangkara. Tujuan kedatangan adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan forensik dengan kerjasama pendidikan profesi.

RSB merupakan salah satu afiliasi Rumah Sakit Pendidikan dan menjadi unggulan dalam pelayanan forensik. Selama ini, RSB telah bekerja sama dengan UII dan UAD untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan forensik rotasi klinik. Peserta didik koas di UGM perlu mendapatkan kompetensi dokter umum dalam pendidikannya, terutama mengenai pemeriksaan luar jenazah. Namun, selama ini kasus yang didapatkan di RSUP Dr. Sardjito dan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM masih dirasa kurang. Oleh karena itu, RSB yang mendapatkan sebagian besar kasus jenazah dari POLRI diharapkan dapat bekerja sama dengan UGM untuk menerima peserta didik profesi ke depannya.

BFMC (Bhayangkaran Forensic Medicine Center) akan menjadi contoh pertama di Indonesia sebagai penyelenggara pendidikan, pelatihan, dan pelayanan forensik secara menyeluruh. Ruang IGD baru sudah dilengkapi dengan ruang forensik klinik yang tiap harinya mendapatkan kasus, sehingga peserta didik dapat dilibatkan dalam proses penyelidikan. Peserta rotasi klinik pun diharapkan dapat bekerja sama dengan peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Forensik untuk menciptakan suasana belajar yang kontinyu dan efektif.

Selama ini, kapasitas yang tersedia di RSB adalah maksimal 10 peserta didik. Penjadwalan akan dilakukan sehingga tidak terjadi penumpukan dan sistem pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas yang tersedia meliputi 2 meja otopsi, ruang pendingin, ruang pemulasaraan jenazah, ruang kuliah, serta ruang laboratorium untuk pemeriksaan forensik sederhana. Harapannya, perluasan pendidikan ini dapat menunjang peserta didik rotasi klinik untuk mendapatkan kompetensi dokter umum yang diperlukan.