Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Yogyakarta – Sekitar 118 juta penduduk Indonesia adalah pekerja di mana separuhnya bekerja di sektor informal. Pekerja sektor informal merupakan pihak yang jarang tersentuh program kesehatan, meskipun risiko kerja yang dihadapi sangat besar. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan kerja sektor informal adalah melalui program upaya kesehatan kerja (Pos UKK) yang berbasis pemberdayaan. Pengembangan Pos UKK di Indonesia sangat menjanjikan mengingat Indonesia memiliki pengalaman sukses dalam program pemberdayaan kesehatan masyarakat, seperti posyandu. Hal ini perlu dikuatkan dengan merevitalisasi nilai kerelawanan pada masyarakat serta pengembangan kebijakan yang mendukung pembinaan dan pendampingan UKK oleh tenaga kesehatan yang profesional.
Hal tersebut disampaikan oleh Hanifa Maher Denny, SKM., MPH., Ph.D., dalam kuliah tamu Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial (Dept HBES), Fakultas Kedokteran UGM pada hari Rabu, 6 Desember 2017. “Tantangan terbesarnya adalah masyarakat pekerja lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan hidup dan bukan pada keselamatan dan kesehatan” ujar lulusan University of South Florida, Amerika Serikat ini. Oleh karena itu, kesabaran dan pendekatan yang terus menerus perlu dilakukan oleh petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Selain itu, kesehatan pekerja juga berkaitan dengan faktor di luar proses kerja, seperti kebijakan. Praktisi yang telah memulai usaha advokasi kesehatan kerja sejak tahun 90-an ini menekankan bahwa pengembangan kebijakan yang mendukung kesehatan pekerja, terutama sektor informal membutuhkan ketelatenan dan waktu yang tidak singkat. Upaya yang telah dilakukan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro ini adalah dengan mengadvokasi tersedianya jabatan fungsional bagi tenaga kesehatan kerja di institusi kesehatan dari nasional hingga daerah. Upaya advokasi dan sosialisasi perlu terus dilakukan untuk memastikan pengawasan dan pembinaan dilakukan sesuai standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Kuliah tamu bersama Hanifa Maher Denny, SKM, MPH, Ph.D. ini adalah salah satu upaya Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran UGM untuk memperluas kerjasama dengan institusi akademis di Indonesia serta meningkatkan wawasan lulusan tentang kesehatan masyarakat. Kuliah tamu yang diadakan di Ruang Theater Gedung Perpustakaan Lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM ini dihadiri sekitar 80 orang yang merupakan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran dan dosen-dosen di lingkungan Fakultas Kedokteran UGM. Dalam sambutannya, Kepala Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi, MPH., Ph.D. menegaskan bahwa bidang ilmu kesehatan masyarakat saling terkait dengan bidang ilmu yang lain, sehingga kerjasama dan sharing keilmuan perlu terus dilakukan untuk memberikan kemanfaatan bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. (Supriyati/Kontributor)